[Rekomendasi Buku]: Hujan
Penulis
: Tere Liye
Judul Buku
: Hujan
Penerbit
: Gramedia
Halaman Buku : 413 halaman
A. Sinopsis
Hujan
Novel
ini mengisahkan percintaan dan perjuangan hidup seorang perempuan bernama Lail.
Ketika Lail baru berusia 13 tahun, dirinya harus menjadi seorang anak yatim
piatu. Di hari pertama ia sekolah, ada sebuah bencana gunung meletus dan gempa
dahsyat sehingga menghancurkan kota di mana ia menetap, bahkan merenggut nyawa
ibu serta ayah Lail. Letusan Gunung Api Purba melebihi letusan dari Gunung
Krakatau dan Gunung Api Tambora. Beruntungnya, ia berhasil di tolong dan
diselamatkan oleh seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, Esok namanya. Ibu
Esok tidak meninggal, tetapi kedua kakinya harus diamputasi.
Selama kurang lebih satu tahun dari bencana tersebut, Lail dan Esok tinggal di sebuah pengungsian, keduanya tidak terpisahkan bagaikan kakak dan adik, semua orang pun mengetahui mereka berdua. Keduanya pun kerap kali membantu petugas pengungsian. Sampai akhirnya, pemerintah memberikan pemberitahuan untuk menutup tempat pengungsian. Hal itulah yang menyebabkan Esok dan Lail menjadi terpisah. Lail akan menetap di sebuah panti sosial, sementara Esok nyatanya di angkat menjadi anak oleh salah satu keluarga. Di panti sosial dimana Lail menetap, dirinya mendapat seorang teman, tepatnya teman sekamarnya yang sangat ceria, lucu, dan penuh akan semangat membara bernama Maryam. Maryam mempunyai rambut kribo yang halus. Di panti sosial ada beberapa peraturan yang perlu dipatuhi dan dilaksanakan oleh Lail juga Maryam. Lail yang kadang kala merindukan sosok Esok, membuat mereka berdua mempunyai jadwal pertemuan yang terbilang rutin. Meski hanya satu bulan sekali, tetapi bagi Lail, hal tersebut adalah momen yang sangat ditunggu-tunggu dan berarti. Pertemuan keduanya sekadar berbagi cerita dari aktivitas atau kegiatan yang biasa dilakukan masing-masingnya. Namun sayangnya, jadwal rutin tersebut terpaksa berubah ketika Esok harus meneruskan pendidikannya di ibu kota. Lail dan Esok hanya berjumpa ketika liburan semester.
Lail
mencoba untuk menyibukkan dirinya dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat.
Kemudian, Lail dan Maryam mendaftarkan dirinya di sebuah organisasi relawan dan
ternyata mereka adalah relawan yang paling muda. Tak hanya itu, keduanya pun
mengukir prestasi, salah satunya adalah mereka ditempatkan pada sektor 2 di
mana ada dua kota kembar terletak di hulu dan hilir yang dinyatakan berjarak 50
kilometer. Ketika itu, bendungan di hulu retak, lalu bilamana bendungan
tersebut jebol, akan menghancurkan dua kota kembar tersebut. Memang hanya ada
satu cara untuk mencapai hilir ketika itu, yakni berlari secepat mungkin dengan
terjangan badai yang luar biasa kencangnya. Dengan keberanian dan aksi heroik
yang dilakukan oleh Lail dan Maryam, keduanya berhasil memperingati kota itu
dan jasa mereka nyatanya membuahkan perhargaan. Kesibukan yang dijalani Lail
membuat dirinya mampu mengalihkan rasa rindunya pada Esok.
Esok
setiap kali datang untuk menemui Lail, menaiki sepeda warna merah yang
dulu ketika bencana kerap kali mereka gunakan, lalu dilengkapi dengan topi
pemberian Lail. Esok menghampirinya tanpa terduga-duga. Namun sayangnya,
frekuensi pertemuan keduanya pun semakin jarang. Lail dan Esok hanya dapat
bertemu selama sekali dalam satu tahun, itu juga apabila Esok tidak sibuk. Lail
tidak pernah menghubungi Esok begitupun sebaliknya. Terkadang dirinya
menanyakan kabar Esok pada ibu Esok begitupun dengan Esok. Usut punya usut,
nyatanya keluarga yang mengadopsi Esok merupakan keluarga dari seorang wali kota.
Singkat
cerita, Esok yang sedang mengerjakan proyek sebuah kapal luar angka, hendak
membawa penduduk di bumi ke luar angkasa guna menghindari bencana dahsyat yang
dikhawatirkan akan melebihi gunung meletus pada masa itu. Bencana tersebut,
yaitu di mana suhu bumi akan semakin memanas yang diakibatkan kerusakan lapisan
stratosfer karena keegoisan para manusia bumi. Semenjak peristiwa gunung
meletus, iklim di bumi sangat tidak terkendali. Para petinggi dari negara
mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) guna memecahkan masalah tersebut.
Akhirnya, para petinggi negara subtropis dan tropis berlomba mengirimkan
pesawat berkali-kali untuk mengeluarkan dan menyemprotkan gas anti
sulfur dioksida ke lapisan stratosfer. Dalam jangka yang terbilang singkat, hal
tersebut memang membuat iklim kembali pulih, tetapi persoalan baru justru
muncul. Esok dengan kecerdasan yang dimilikinya pun ikut andil dalam proyek
tersebut. Namun, sangat disayangkan karena penduduk yang dapat pergi dari bumi
tidaklah semua, melainkan dipilih secara random.
Esok
memiliki dua tiket dalam kapal tersebut. Hingga suatu hari, wali kota
menghampiri Lail dan memohon pada Lail apabila ia memberikan tiket pada anaknya, yaitu Claudia.
Terjadilah kesalahpahaman dalam kejadian tersebut. Lail telah tumbuh dan
berkembang menjadi sosok yang dewasa, ia seakan memahami dengan perasaan yang
tengah dialami dan dirasakannya. Lail membutuhkan sebuah kepastian dari Esok.
kemudian, satu hari sebelum hasil pengumuman dari pemerintah, Lail tidak
mendapati kabar dari Esok, perasaannya pun menjadi kacau. Di akhir waktu
menjelang penerbangan pesawat itu, Lail malah memutuskan untuk masuk ke dalam
ruangan modifikasi ingatan. Ia ingin menghilangkan semua beban pikirannya dan
menghapus itu semua dari ingatannya. Ternyata, Esok tengah menjalani proses
pemindahan data sampai tidak dapat memberikan kabar pada Lail. Proses operasi
tersebut tidak dapat dihentikan meskipun dirinya telah membuat banyak teknologi
mutakhir di seluruh dunia. Namun, Esok terlambat. Akankah, Lail melupakan Esok?
Bagaimana dengan semua kenangan manis yang mereka lakukan di masa dulu? Baca
kelanjutan kisahnya di novel Hujan karya Tere Liye.
B. Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan dalam novel ini terletak pada topik atau tema yang diangkat, dibungkus dengan bahasa yang ringan dan sederhana sehingga mudah dipahami. Walaupun novel ini memiliki halaman yang terbilang tebal, tetapi alur ceritanya sangatlah menarik perhatian dan minat para pembacanya. Alur ceritanya sesuai, tidak bertele-tele, dan tidak dipanjang-panjangkan sehingga pembaca tidak akan jenuh. Kemudian, ada beberapa bagian yang ceritanya terkesan dipercepat, membuat alur ceritanya sulit diterka-terka oleh pembacanya dan membuat penasaran. Tidak sedikit kejutan menarik yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Segala benda yang ada di novel ini seolah nyata dan terkesan akan ada di kehidupan ke depannya. Dalam hal ini, imajinasi liar dari para pembaca akan kembali bekerja. Kemudian, yang menjadi hal menarik lainnya adalah pada sampul belakang di novel ini pun tidak adanya sinopsis dan daftar isi. Hal tersebut yang justru menjadi daya pikat dan mengundang ketertarikan pembaca pada novel ini.
Pada karya tulisnya yang bertajuk Hujan ini, terdapat beberapa kelemahan yang memuat di dalamnya. Penulis mengilustrasikan karakter dari sosok Lail dengan kurang kuat. Dalam hal ini, Lail hanyalah seorang gadis lemah, mudah menangis, dan tidak mempunyai sikap inisiatif. Mungkin dapat dikatakan apabila tidak adanya sosok Maryam, Lail bisa saja tidak dapat mencapai titik keberhasilan. Lail selaku tokoh utama, alangkah baiknya divisualisasikan sebagai sosok inisiator, bukanlah sebagai pengikut. Walaupun dalam cerita di novel ini, hasil akhir dari ajakan temannya itu baik pula. Selain itu, segala aspek yang memuat di dalamnya murni hanya membahas mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa menyinggung persoalan agama sedikitpun Namun, sang penulis menyebutkan bahwa seterkemuka dan secanggih apapun suatu teknologi, tidak ada yang dapat mengalahkan kekuasaan dari Tuhan. Hal tersebut bisa dikatakan bertentangan dengan persoalan yang telah disinggung sebelumnya. Terbukti bahwa di novel ini tidak adanya kegiatan yang menyinggung keagamaan, seperti bentuk ibadah atau berdoa.
Komentar
Posting Komentar