[ Pena Info ] : Sejarah Diadakannya Harbuknas dan Pentingnya Literasi

Halo Sobat! Selamat datang di segmen Pena Info dari HIMADIKSI, kita akan bertemu setiap peringatan hari besar dalam dunia kepenulisan loh! Segmen kali ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei. Jangan bosan-bosan ya, Sob.

Selamat Hari Buku Nasional….

Nah, kalian kepo nggak si sama sejarah kenapa bisa ada Harbuknas? Kalian juga kepo nggak sih kenapa literasi itu penting banget?

Kepo kan, kan, kan? Yuk simak!


Sejarah Hari Buku Nasional

Latar belakang penetapan peringatan Hari Buku Nasional adalah kondisi perbukuan dan minat baca di Indonesia yang memprihatinkan. Berdasarkan data Kemdikbud pada 2007, judul buku yang dicetak hanya 18 ribu tiap tahun. Jumlah tersebut jauh di bawah Jepang yang mencetak 40 ribu judul buku per tahun atau China yang mencetak 140 ribu judul buku per tahun. Selain itu, Hari Buku Nasional bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat sebab angka melek huruf di Indonesia masih rendah.

Peringatan Hari Buku Nasional (Harbuknas) telah dimulai sejak 2002. Menteri Pendidikan kala itu, Abdul Malik Fadjar, adalah orang yang pertama kali mencetuskan hari peringatan tersebut.

Tanggal 17 Mei dipilih dengan dasar yang jelas. Penetapan Harbuknas kala itu didasarkan dengan momentum hari berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada 17 Mei 1980.

Mengapa literasi sangat penting?

Literasi adalah bekal penting yang sangat diperlukan untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Literasi dasar terkait dengan kemampuan baca, tulis dan hitung. Untuk meningkatkan kegemaran baca bisa dimulai dengan menumbuhkan minat membaca, kebiasaan membaca, budaya membaca hingga kemampuan membaca. Modal kompetensi yang dibutuhkan di masa depan adalah kemampuan berpikir kritis, kemampuan untuk kreatif, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerja sama.

Dibuktikan melalui survei Programme for International Student Assessment (PISA). Survei menunjukkan Indonesia berada di posisi 60 dari 61 negara dalam penguasaan literasi. Padahal, budaya literasi bermanfaat dalam mewujudkan peran generasi muda dalam aspek pembangunan negara. Generasi muda memiliki kepribadian unggul dan mampu memahami pengetahuan serta teknologi untuk bersaing secara lokal dan global.

Dunia pendidikan sangat membutuhkan literasi demi melahirkan generasi yang jauh dari kata kebodohan. Dengan literasi kita menjadi lebih mengerti informasi, berpikir dan menyaring informasi tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan tingginya angka penyebaran berita hoaks di Indonesia yang sudah menyebabkan banyak sekali perpecahan warga. Padahal, kita sebagai bangsa Indonesia harus menjunjung tinggi nilai pancasila termasuk sila ke-3. Dengan literasi kita bisa mencegah perpecahan tersebut dengan memilah-milah sumber bacaan yang benar.

Nah! Udah nggak kepo kan, sobat. Gimana? Udah paham kan ya sama sejarah Harbuknas dan pentingnya literasi. Kalau sudah paham, yuk ajak teman-teman buat meningkatkan angka literasi di Indonesia, semangat!!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIOGRAFI AHMAD TOHARI

[Kanal Informasi]: Lomba Pesta Hardiknas 2024

[Pengumuman]: Panitia Agregasi 2024