[ Pena Info ] : Menghindari Kekhilafan dalam Menulis Puisi

Halo Sobat!

Selamat datang di segmen Pena Info dari HIMADIKSI, kita akan bertemu setiap peringatan hari besar dalam dunia kepenulisan loh! Untuk segmen kali ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Puisi Sedunia yang diperingati setiap tanggal 21 Maret. Jangan bosan-bosan dan selamat membaca.

Selamat memperingati Hari Puisi Sedunia teman-teman! Kalian pasti tahu kan ya apa itu puisi? Yap! Betul sekali! Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. Penulisan puisi dilakukan dengan pemilihan bahasa yang cermat dan kata yang tepat sehingga meningkatkan kesadaran orang akan pengalaman dan memberikan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan pemaknaan khusus.

Teman-teman! Kalian pasti pernah kan, mencoba menulis puisi? Nah, biasanya ada aja kekhilafannya. Gimana sih, cara menghindari kekhilafan tersebut? Yuk simak pembahasan di bawah ini.

Cara menghindari kekhilafan dalam menulis puisi:

  1. Sering mengajari diri untuk membaca puisi
  2. Mengajari diri membaca sampai paham pesan apa yang disampaikan oleh si penulis.
  3. Mempelajari rancang bangun dari puisi orang lain sampai kita menemukan sendiri rancang bangun kita yang menjadi ciri khas kita.

Dengan membiasakan ketiga hal yang telah disebutkan di atas, kita akan tanggap untuk tidak melakukan kekhilafan. Karena dengan cara tersebut kita bisa lebih mengenal puisi dan perkembangannya di masa sekarang.

Sering kali kita merasa puisi kita kekurangan sesuatu. Kenapa puisi kita terasa kurang? Karena sebelum menulis kita belum menyiapkan apa pun. Otak kita belum siap menulis. Kalau dianalogikan kita punya poci kosong dan kita ingin minum teh. Selama apapun poci kosong itu dituangkan, tidak akan keluar apa pun kalau sebelumnya tidak kita isi terlebih dahulu. Dengan membaca puisi orang lain bukan bermaksud meniru tulisan orang lain, tetapi mengisi dan menyiapkan otak kita untuk menulis. Mengisi pengetahuan tambahan.

Sering kali juga puisi kita terkesan menggurui, puisi yang jatuhnya menggurui itu karena pemilihan sudut pandang yang keliru atau kurang tepatnya memilih diksi. Solusinya adalah bangun imajinasi pembaca dengan diksi-diksi yang berhubungan dengan penanda-penanda di sekitar, libatkan indra kita pula.

Nah, sekarang kalian paham kan? Yuk mulai dipraktikkan, buat puisi kalian seindah mungkin. Semangat!.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIOGRAFI AHMAD TOHARI

[Kanal Informasi]: Lomba Pesta Hardiknas 2024

[Pengumuman] : Magang Himadiksi 2023