[Berbagi Karya]: Puisi "Langit Tak Selalu Berawan"

 Langit Tak Selalu Berawan

Oleh: Alvina Putri Rustanti

Awal langkah kakiku pijak di gerbang kampus,

Dengan mimpi-mimpi yang masih terselimuti debu.

Tapi nyatanya tak serupa brosur penerimaan,

Kuliah bukan hanya soal presensi hadir dan pulang.

 

Jadwal padat seperti jalan raya jam tujuh,

Tugas berdatangan bak ombak yang menghantam dermaga,

Belum lagi menahan kantuk yang melanda diri,

Terjaga demi berusaha menghargai.

 

Dompet kian tipis, seperti halaman terakhir buku yang sudah penuh,

Bayang uang kuliah terus menghantui.

Makan sehari kadang sekali,

Dan mie instan menjadi sahabat setia menanti.

 

Kadang iri pada mereka yang tinggal menikmati fasilitas,

Yang liburannya bukan rebahan, tapi terbang ke luar negara.

Sedangkan aku?

Berteman senyap, belajar di ruang 3×4 ditemani suara kipas.

 

Tapi...

Siapa bilang langit selalu berawan tanpa jeda?

Pagi tetap datang meski malamnya penuh air mata.

Setiap luka, suatu hari akan menjadi cerita dan pengalaman.

Aku mulai belajar dari angin yang tak terlihat tapi terasa,

 

Dari peluh ayah yang tak banyak bicara.

Bahwa hidup bukan soal apa yang ada di meja,

Tapi apa yang bisa kubuat dari kepingan-kepingan cerita.

 

Motivasi itu tak selalu harus berteriak,

Kadang ia datang dalam bentuk pelukan Ibu yang jauh,

Atau pesan singkat teman: “Semangat, ya! Kamu pasti bisa!”

Atau dari cermin saat kusadar, aku bertahan sejauh ini bukan karena kebetulan.

Bersyukur bukan berarti puas lalu diam,

Tapi tahu bahwa hujan hari ini menyiram benih perjuangan.

Tak apa gagal, asal tak berhenti.

Tak apa lambat, asal kaki tetap berpijak.

 

Aku bukan bintang di langit luas,

Tapi aku adalah lilin kecil yang tak mau padam meski ditiup angin.

Aku bukan orang terpintar di kelas,

Tapi aku ingin menjadi yang paling sabar menghadapi keras.

 

Langkahku mungkin tak terdengar,

Tapi tiap tapaknya mengukir harap.

Dan setiap pagi yang kusambut meski mata sembab,

Adalah bukti:

Aku masih percaya bahwa esok bisa lebih cerah.