[Berbagi Karya]: Puisi "Altar Aamiin"
Altar Aamiin
Karya: Adiba Khanza Azzahra
Rakitan altar dari debu senja barangkali ingin mengulang sediakala
Barangkali genangan pasir menyembur dedaunan yang ingin ada bunganya
Mungkin langit pernah bersujud,
Di hadapan harum yang nyaris tumbuh
Di kelopak-kelopak yang tak sempat mekar.
Angin menggambar ulang siluetmu
Di cermin basah kaca jendela,
Tapi garis wajahmu pudar
Tiap kali malam menyisirkan gelapnya ke helai-helai waktu.
Dan aku,
Masih berkutat pada mantra yang sama—merapal namamu dalam aksara
Yang kini bahkan tak bisa lagi dibaca oleh cahaya.
Lalu turunlah hujan,
Bukan sebagai air,
Tapi sebagai lara yang lembut.
Ia menyentuh tanah seperti tangan ibunda yang kehilangan bayinya
Di pangkuan doa yang tak dijawab langit.
Barangkali,
Segala yang runtuh ini bukan untuk dilupakan—
Melainkan untuk diingat
Dengan cara yang lebih sunyi,
Lebih dalam dari sekadar kehilangan.
Karena kita bukan lagi dua tubuh,
Melainkan dua gema yang saling mencari
Di balik kabut yang belum selesai dikisahkan angin
Di balik kabut yang belum selesai disuarakan petir
Di balik kabut yang belum selesai gemakan Aamiin.
Komentar
Posting Komentar