[Berbagi Karya] Cerita Pendek: Rara dan Es Krim Ajaib
Rara dan Es krim Ajaib
Oleh:
Adiba Kanza Azzahra
Di sebuah sore yang cerah, Rara,
gadis kecil berusia 7 tahun, sedang duduk di teras rumahnya. Matanya tertuju
pada es krim vanila yang sedang ia pegang. Es krim itu begitu lembut dan manis,
tapi tiba-tiba ia mendengar suara aneh.
“Jangan makan aku!” Teriak es krim
vanila.
Rara terkejut dan hampir
menjatuhkan es krimnya. “Eh? Es krimnya bisa bicara?”
“Iya , aku es krim ajaib! Kalau kamu makan aku, kamu akan menjadi pintar dalam matematika!” Kata es krim itu dengan nada bangga.
Rara yang selalu kesulitan dengan pelajaran matematika, langsung tertarik. “Benarkah? Kalau begitu, aku akan makan kamu sekarang juga!” Tapi belum sempat Rara menggigit, es krim vanila itu berteriak lagi.
“Tunggu! Tapi ada syaratnya. Kamu harus
menjawab pertanyaan matematika dulu. Kalau jawabanmu benar, baru kamu boleh
makan aku.”
Rara mengangguk antusias. “Oke,
tanyakan saja!”
Es krim itu mulai bertanya, “Berapa
hasil dari dua ditambah dua?”
Rara berpikir sejenak, lalu
menjawab, “Empat!”
“Benar!” Seru es krim vanila. “Sekarang
kamu boleh makan aku.”
Rara pun menggigit es krim vanila itu dengan senang hati. Tiba-tiba, kepalanya terasa dingin. Ia merasa pengetahuan baru masuk ke dalam otaknya.
Keesokan harinya di sekolah, Rara
bisa menjawab semua soal matematika dengan mudah. Gurunya pun kagum. Namun, di
tengah pelajaran, Rara tiba-tiba mendengar suara lagi. “Hai, Rara! Aku es krim
coklat ajaib. Kalau kamu makan aku, kamu akan jadi juara lari!”
Rara tersenyum lebar dan berseru, “Wah,
asyik! Tapi apa syaratnya?”
“Syaratnya kamu harus keliling
lapangan sebanyak tiga kali tanpa berhenti!” kata es krim cokelat.
Begitu mendengar syaratnya, Rara langsung lari keliling lapangan dengan semangat. Setelah tiga putaran, ia menghampiri es krim coklat itu dan memakannya.
Keesokan harinya, Rara benar-benar menjadi pemenang lomba lari di sekolah. Tapi, setelah beberapa hari, Rara mulai merasa lelah. Setiap hari selalu saja ada es krim ajaib yang menawarkan keahlian baru kepadanya dan selalu ada syarat yang harus dipenuhi. Akhirnya, Rara pun berkata pada es krim stroberi yang baru ia temui, “Aku lelah. Aku mau jadi diriku sendiri saja.” Es krim stroberi tersenyum, “Nah, itu jawaban yang benar. Kamu tidak perlu jadi sempurna, yang penting kamu berusaha dan tidak menyerah.”
Sejak saat itu, Rara berhenti
mencari es krim ajaib. Ia belajar matematika dengan giat dan berlatih lari
setiap sore. Tahukah kamu apa yang terjadi? Tanpa es krim ajaib, Rara pun
akhirnya menjadi juara kelas dan juara lari!
Komentar
Posting Komentar