[Berbagi Karya]: Artikel Populer
Peran Film dan
Musik dalam menjangkau Generasi Muda: Membawa Bahasa Jawa ke Platform Digital
Oleh: Fida Nur Illahi
Bahasa merupakan salah satu bentuk budaya yang sekaligus
menjadi pola pikir masyarakatnya. Bahasa daerah merupakan identitas suatu
bangsa yang dapat diwariskan dalam bentuk tulisan maupun lisan. Bahasa daerah
yang dimiliki bangsa Indonesia sangat beragam. Berdasarkan data yang tercatat
dalam website Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra Kemendikbud,
Indonesia memiliki 718 bahasa daerah. Menurut hasil penelitian Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), sebanyak 169 bahasa daerah di Indonesia terancam
punah dengan kondisi jumlah penutur di bawah 500 orang, sudah tua-tua serta
tidak ada generasi muda pengganti.
Budaya berbahasa Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah
saat ini mulai memudar terkikis zaman. Generasi muda sudah jarang menggunakan
bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-harinya. Penggunaan bahasa Jawa diiringi
maraknya bahasa gaul yang beredar, kerap kali menjadikan bahasa Jawa terkesan
kuno di kalangan generasi muda. Hal tersebut memengaruhi rasa gengsi generasi
muda ketika menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jawa
seolah menjadi bahasa asing karena penggunaannya mulai jarang ditemui oleh
generasi muda, bahkan di daerah asli Jawa seperti Jawa Tengah.
Perkembangan teknologi yang pesat dan adanya berbagai
platform digital menjadikan banyak waktu dihabiskan generasi muda di media.
Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh generasi muda melalui media
yaitu menonton film dan mendengarkan musik. Ketertarikan generasi muda terhadap
teknologi dapat dimanfaatkan sebagai upaya peningkatan penggunaan bahasa Jawa,
khususnya bagi generasi muda di daerah Jawa Tengah. Melalui produk-produk
kreatif seperti film dan musik yang banyak digemari tersebut akan menjadikan
bahasa Jawa tetap eksis di kalangan generasi muda. Bukti sederhana bahwa
konten-konten kreatif digital berbahasa Jawa dapat meningkatkan minat generasi
muda dalam menggunakan bahasa Jawa, ditemukan pada tanggapan positif terhadap
film ataupun musik berbahasa Jawa yang diunggah pada platform digital seperti
Youtube, Spotify, dll. Oleh karena itu peran film dan musik dalam menjangkau
generasi muda menjadi sangat penting dalam upaya mempertahankan penggunaan
bahasa Jawa.
Jangkauan pasar film yang luas, banyak digemari, dan
dapat dinikmati semua kalangan membuat perannya menjadi sangat penting dalam
upaya mempertahankan bahasa Jawa. Film berbahasa Jawa yang dikemas dalam
berbagai genre seperti drama, komedi, hingga horor akan lebih mudah diterima
generasi muda. Hal tersebut dapat menjadi motivasi generasi muda untuk bangga
dan terus menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-harinya tanpa merasa
kuno. Selain sebagai upaya dalam mempertahankan penggunaan bahasa Jawa, film
berbahasa Jawa juga dapat sekaligus menjadi sarana pendidikan bagi generasi
muda untuk belajar tentang tradisi dan nilai-nilai budaya Jawa. Beberapa film
berbahasa Jawa yang banyak digemari yaitu “Yowis Ben”, “KKN di Desa Penari”,
“Tilik”, “Budi Pekerti”, dll. Film tersebut tayang di bioskop dan saat ini
tersedia di platform digital seperti Youtube, Netflix, dan situs streaming
lainnya. Pemilihan aktor yang populer di kalangan generasi muda dalam produksi
film akan cenderung lebih menarik dan digemari generasi muda. Pemilihan tema
yang relevan dengan kehidupan sehari-hari seperti tema percintaan,
persahabatan, atau isu terkini juga akan lebih menarik perhatian generasi muda
dalam menikmati film. Dialog sehari-hari yang dituturkan tokoh-tokoh dalam film
dapat membantu memahami situasi penggunaan bahasa Jawa. Selain itu, melalui
film, penonton akan menghayati alur cerita dan dapat membangkitkan emosi dari
para pemeran. Hal tersebut memberikan seseorang yang menonton memiliki rasa
ingin mengujarkan kosakata yang berhasil diserap dari film.
Selain film, musik juga menjadi kegemaran bagi generasi
muda di era modern saat ini. Hal tersebut juga menjadikan musik memiliki peran
penting dalam upaya mempertahankan penggunaan bahasa Jawa, khususnya pada
kalangan generasi muda. Musik bahasa Jawa yang memiliki keterkaitan erat dengan
tradisi kesenian Jawa seperti karawitan, campursari, keroncong, dan dangdut
Jawa dapat memperkuat penggunaan bahasa Jawa karena kesenian tersebut
menggunakan bahasa Jawa dalam liriknya. Musik kontemporer berbahasa Jawa, seperti
campursari dan dangdut Jawa berhasil menarik minat generasi muda. Penggabungan
unsur musik tradisional Jawa dan musik modern yang menggunakan bahasa Jawa
dalam liriknya menjadi sarana pelestarian bahasa yang populer di tengah
perkembangan zaman. Platform musik digital seperti Spotify, Apple music,
YouTube, Tiktok dll. menjadi wadah untuk mempromosikan musik berbahasa Jawa
yang banyak digemari generasi muda saat ini. Lagu bahasa Jawa juga mudah
diterima generasi muda karena penggunaan bahasa dalam liriknya menggunakan
bahasa sehari-hari. Hal tersebut menjadikan lagu bahasa Jawa mudah dibawakan
dan mudah dipahami maknanya, sehingga menarik bagi generasi muda.
Film dan musik bahasa Jawa memiliki potensi besar dalam pelestarian penggunaan Bahasa Jawa di kalangan generasi muda. Namun, tetap ada tantangan yang harus dihadapi, salah satunya yaitu persaingan film dan musik berbahasa Indonesia dan bahasa asing yang mendominasi industri film dan musik saat ini. Generasi muda mungkin lebih tertarik terhadap film dan musik modern berbahasa Indonesia dan bahasa asing tersebut karena adanya pengaruh globalisasi. Namun, adanya tantangan persaingan tersebut menjadikan peluang baru untuk terus berinovasi dan menciptakan karya-karya menarik dengan memadukan unsur tradisional Jawa dan elemen-elemen modern. Karya-karya tersebut dapat menarik minat generasi muda dan memperkuat posisi film dan musik berbahasa Jawa. Film dan musik yang dikemas dalam platform digital akan menjadi upaya efektif dalam menjangkau generasi muda untuk bangga menggunakan bahasa Jawa.
Daftar Referensi
Alfarisy, Fitri., dkk. (2022).
Penyebab Pergeseran Penggunaan Bahasa Jawa Krama oleh Kalangan Muda di Desa
Banyudono. Jurnal Ilmu Humaniora. 6(01), 10-18.
Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra, (2021), Daftar bahasa daerah di Indonesia. Diakses pada 28 April 2024, dari https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/2542/kebijakan-pelindungan-bahasadaerah-dalam-perubahankebudayaan-indonesia.
Rohmawati, Yulia., dkk. (2023). Kidung
Koplo sebagai Media Pelestarian Bahasa Jawa pada Generasi Milenial Diaspora
Jawa di Sumatera Selatan. Mozaik Humaniora. 23(2), 292-305.
Suharyo & Nurhayati. (2020).
Pemilihan dan Pemertahanan Bahasa Jawa pada Kaum Perempuan Pesisir Rembang.
LITERA. 19(3), 397-410.
Komentar
Posting Komentar